PROSES FERMENTASI
Modul VI
Asisstant LAB : Tresia Mulia Sari Naibaho
Asisstant LAB : Tresia Mulia Sari Naibaho
Tujuan : Mempelajari proses fermentasi pada santan kelapa dengan menggunakan ragi tempe dan fakto-faktor yang mempengaruhinya.
Latar Belakang
Proses Pembuatan VCO
Teknik Pembuatan Virgin Coconut Oil |
Created By :ELIZABETH PANJAITAN | |
Virgin
Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan salah satu produk
diversifikasi kelapa yang akhir-akhir ini sedang menjadi primadona
karena beberapa khasiatnya, disamping harganya yang tinggi cukup
menggiurkan untuk diusahakan. VCO lebih banyak dimanfaatkan sebagai
bahan suplemen don bahan baku farmasi serta kosmetik daripada sebagai
minyak goreng. Saat ini nilai jualnya dapat meningkat lebih 500%
dibanding minyak kelapa biasa yang harganya Rp. 7000/liter.
Berbagai
macam penyakit dapat dicegah dengan mengkonsumsi VCO karena adanya
kandungan asam lemak rantai sedang seperti asam laurat dalam VCO
tersebut.
2. Pembuatan santanBeberapa khasiat dari VCO adalah membunuh berbagai virus, bakteri, jamur dan ragi penyebab berbagai penyakit, mencegah hipertensi, diabetes, sakit jantung, kanker, lever dan mencegah pembesaran kelen jar prostat.
TAHAPAN PEMBUATAN VCO
Teknik pembuatan VCO dilakukan dengan cara pemanasan bertahap dan terkontrol. 1. Persiapan bahan baku Bahan utama pembuatan VCO adalah buah kelapa segar yang sudah tua atau matang dengan ciri-ciri sabut berwarna coklat dan buah belum ada yang berkecambah. Umur buah kelapa berkisar 11-12 bulan. Buah kelapa yang demikian akan menghasilkan rendemen minyak yang banyak.
Santan
dibuat dengan cara kelapa dikupas don diparut dengan mesin pemarut
kemudian diperas dengan air bersih dengan perbandingan air don kelapa 2:
1. Pemisahan suntan don ampas kelapa dilakukan dengan cara disaring
menggunnkan kain atau saringan.
3. Pemisahan krim
Santan
ditempatkan dalam wadah plastik atau ember plastik transparan.
Penggunaan wadah /ember plastik transparan bertujuan agar bahan santan
dalam wadah akan tampak dari luar. Dengan demikian pemisahan santan
dengan krim akan mudah diamati. Santan didiamkan selama 3 jam. Setelah 3
jam suntan akan terpisah men jadi tiga lapisan yaitu krim (kaya
minyak), lapisan tengah berupa skim (kaya protein) dan lapisan bawah
berupa endapan. Bagian yang dimanfaatkan untuk pembuatan VCO adalah
krim. Krim dipisahkan dengan menggunakan selang plastik kecil, satu
ujung selang diletakkan pada lapisan krim dan u jung lain pada wadah
penampung.
4. Pemanasan krim santan
Krim
merupakan bagian santan yang kaya minyak. Agar kandungan minyak dapat
diambil dari krim maka diperlukan proses pemanasan pada suhu 80 - 100 °
C. Pemanasan dapat dilakukan di atas api menggunakan wajan yang baru
(tidak bekas pengolahan produk lain). Hal ini dilakukan untuk
menghindari perubahan dan warna dari minyak yang dihasilkan. Pengadukan
dilakukan secara terus menerus. Lama pemanasan santan sampai diperoleh
minyak yang belum matang adalah 3 jam ditandai terbentuknya blondo.
Blondo yang terbentuk masih berwarna putih dan masih mengandung minyak
10 - 15 %. Untuk mengeluarkan minyak dari blondo dilakukan pengepresan
blondo. Bahan minyak didinginkan dan disaring sebanyak tiga kali dengan
menggunakan kertas saring.
5. Pemanasan minyak
Untuk
mendapatkan minyak murni, minyak yang belum matang dipanaskan kembali.
Pemanasan dilakukan pada suhu 80 - 100° C sampai minyak berwarna bening.
Bila masih ada blondo, blondonya berwarna coklat muda.
6. Penyaringan minyak
Minyak
(VCO) yang berwarna bening diangkat dan didinginkan. Setelah dingin
minyak disaring dengan kertas saring dan ditampung dengan wadah kaca.
Kertas saring dapat diperoleh di apotik. Agar penyaringan efisien,
sebaiknya wadah penampungnya berupa gelas atau wadah kaca yang bermulut
kecil.
7. Pengemasan
Setelah
disaring beberapa kali (3 - 4 kali) VCO yang diperoleh berwarna bening
dikemas dengan menggunakan botol-botol dari bahan plastik atau kaca
dengan ukuran sesuai selera dan ditutup kedap serta dilabel. Selan
jutnya VCO siap dipasarkan.
|
PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan santan kelapa:
Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara tradisional sebagai berikut.
a).Kupas
sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging
buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat,
parang atau mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala
usaha yang kita inginkan, dan tentu saja juga disesuaikan dengan
anggaran yang kita miliki. Pada proses ini diperoleh sabut kelapa
sebagai hasil sampingnya. Sabut kelapa masih bisa diolah menjadi
berbagai kerajinan tangan dan media tanam
b).Belah kelapa yang
masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan golok. Pada proses
ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa. Seperti pada
sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap, asam,
dan nata de coco.
c) Congkel daging buah kelapa yang masih
melekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil. Pada proses ini juga
akan menghasilkan tempurung sebagai hasil sampingnya. Tempurung kelapa
masih bisa dimanfaaatkan untuk pembuatan arang dan asap cair.
d)
Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian
sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping
juga lebih bersifat higienis.
e) Haluskan ukuran daging buah
kelapa menggunakan pemarut. Apabila memungkinkan, bisa menggunakan mesin
pemarut agar proses pemarutan bisa berjalan dengan cepat. Usahakan
ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar santan yang diperoleh lebih
banyak.
f) Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan
perbandingan 10 : 6. Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa
ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu
sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di dalam
ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan
menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak
dalam santan jauh lebih banyak.
g) Remas-remas santan menggunakan
tangan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi,
terutama minyak yang terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang
sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak
dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan manakala
air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini
menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang.
h) Saring
santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara santan
dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring
agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar
semuanya.
2. Pembuatan VCO
Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional sebagai berikut:
a)
Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga terbentuk
krim santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim santan berada di
bagian atas karena mengandung minyak dalam jumlah banyak. Seperti yang
kita tahu, bahwa berat jenis minyak lebih ringan dibandingkan berat
jenis air. Sementara skim santan berada di bawah karena umumnya terdiri
dari air dan protein. Ambil air (bagian bawah) dengan selang hingga
tingggal tersisa krim bagian atasnya.
b) Ambil krim santan dan
masak di atas kompor dengan suhu sekitar 100-110° C menggunakan wajan.
Panaskan hingga mendidih. Aduk-aduk santan selama proses pemasakan agar
panas yang diterima oleh santan bisa merata.
c) Matikan api
kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang
dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam. Umumnya, minyak
tersebut tidak berwarna bening, tetapi sedikit kekuningan. Sementara
blondo berwarna kecokelatan. Blondo ini masih bisa dimanfaatkan sebagi
bahan pangan, misalnya untuk pembuatan kue. Saring blondo dari minyak
menggunakan serok. Upayakan penyaringan berjalan dengan sempurna agar
tidak ada lagi sisa blondo yang terdapat di dalam minyak.
3. Penyaringan
Penyaringan
dilakukan untuk memisahkan minyak dari ikutan-ikutan, berupa blondo dan
kotoran lainnya. Penyaringan di sini tidak bertujuan untuk menjernihkan
warna VCO. Penyaringan dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun
cara penyaringan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
a)
Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan botol kaca.
Sedikit demi sedikit, tuang VCO ke dalamnya. Sebaiknya penyaringan
dilakukan dengan hati-hati karena ditakutkan tumpah.
b) Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring. Adapun cara penyaringannya sama dengan penyaring dengan kain.
Fungsi dari VCO
Berbagai manfaat VCO
Sebenarnya, penelitian klinis yang mendalam tentang manfaat VCO belum
terlalu banyak, sehingga secara medis manfaat VCO belum bisa
dipertanggungjawabkan. Meskipun demikian ada ahli yang merasakan manfaat
VCO ini untuk mengobati penyakit. Salah satunya adalah dr Zainal Gani,
dokter yang juga menjadi pengarang buku Bebas Segala Penyakit Dengan
VCO.
Menurut dokter
Zainal, VCO memiliki kandungan asam laurat yang tinggi. Asam laurat
merupakan asam lemak jenuh berantai sedang atau disebut juga dengan
medium chain fatty acid (MCFA). Asam lemak ini sangat mudah diserap oleh
tubuh, tidak ditimbun dulu sebagai lemak seperti asam lemak berantai
panjang.
Beberapa
penelitian ilmiah menemukan beragam manfaat VCO bagi kesehatan dan
pengobatan penyakit. VCO diyakini mampu mengatasi beragam ganguan
kesehatan, seperti penyakit saluran pencernaan dan penyakit degeneratif.
Menurut standar internasional, VCO baru akan berkhasiat jika di dalam
minyak kelapa murni ini terkandung asam laurat minimal sebanyak 25%.
Berdasarkan pengalaman pribadi, dokter Zainal mengutarakan bahwa VCO
mampu menurunkan kadar gula darah. Sebagai pengidap diabetes mellitus,
dokter Zainal melakukan percobaan terhadap dirinya sendiri. Hasilnya,
kandungan gula darahnya turun dari 265 menjadi 165 ml/dl dalam kurun
waktu semalam. Hal itu dia alami setelah dia mengonsumsi VCO 30 cc
sebanyak 3 kali sehari.
Selain itu menurut dokter Zainal, VCO juga bermanfaat mengurangi risiko
kanker. Asam lemak jenuh rantai sedang dalam VCO dipercaya dapat
bersifat sebagai anti karsinogenik yang mampu mencegah dan memerangi
agen-agen karsinogenik pemicu timbulnya sel kanker.
Jika Anda punya masalah dengan gigi, Dr. Zainal juga menyarankan untuk
mengonsumsi VCO. Menurutnya, MCFA VCO di dalam tubuh dapat mempermudah
penyerapan mineral seperti Mg dan Ca, yang termasuk mineral penting
dalam pembentukan dan perawatan gigi. Asam lemak VCO di dalam tubuh juga
akan diubah menjadi zat yang bersifat sebagai antimikroba. Antimikroa
inilah yang akan memerangi bakteri penyebab masalah gusi dan gigi
berlubang.
Hasil
penelitian dr Condrado Dayrit asal Filipina menunjukkan bahwa asam
laurat dan asam kaprat yang terkandung di dalam VCO mampu membunuh
virus. Di dalam tubuh, asam laurat diubah menjadi monolaurin sedangkan
asam kaprat berubah menjadi monokaprin. Senyawa ini termasuk senyawa
monogliserida yang bersifat sebagai antivirus, antibakteri, antibiotik
dan antiprotozoa. Monokaprin ini yang digunakan pada suplemen bermerek
Capricidin untuk memerangi virus HIV.
Berbagai
informasi tentang manfaat VCO tersebut memberikan harapan baru akan
munculnya sebuah zat yang bisa bermanfaat untuk kesehatan manusia.
Meskipun demikian sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti
mekanisme yang mendasari berbagai manfaat VCO. Artinya, masih perlu
dilakukan penelitian mendalam tentang manfaat VCO sebelum dipastikan
bahwa senyawa ini memang bermanfaat bagi kesehatan.Riset dan uji klinis telah membuktikan keampuhan dan khasiat virgin coconut oil
untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan kehidupan sehat lainnya. Ringkasan
ini diharapkan memberikan pengetahuan dan kita bersama memiliki harapan
sehat lebih besar dari manfaat Virgin Coconut Oil. Mari kita simak bersama
ringkasan berikut ini :
1. Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis,
influenza, hepatitis C, cacar air, herpes dan penyakit-penyakit lainnya.
2. Mematikan berbagai bakteri penyebab pneumonia, sakit telinga, infeksi
tenggorokan, gigi berlubang, keracunan makanan, infeksi saluran kencing,
meningitis, gonorrhea, luka gangren dan masih sangat banyak lainnya.
3. Mematikan jamur dan ragi yang menyebabkan candida, jock itch, kadas,
athletes foot, ruam karena keringat dan popok dan infeksi lainnya.
4. Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit
lainnya.
5. Menyediakan sumber nutrisi dan energi cepat.6.Meningkatkan energi dan
stamina yang memperbaiki fisik dan penampilan atlit.
6. Memperbaiki pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin dan asam
amino yang larut dalam lemak.
7. Memperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah.
8. Meredakan stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh.
9. Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan
yang dihubungkan dengan diabetes.
10. Mengurangi gangguan yang dikaitkan dengan gejala kesulitan pencernaan
dan cystic fibrosis.
11. Memperbaiki penyerapan kalsium dan magnesium serta mendukung
perkembangan tulang dan gigi yang kuat.
12. Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
13. Membantu meredakan gejala sakit saluran kandung kemih.
14. Meredakan gejala yang dihubungkan dengan Chron's disease, ulcerative
colitis dan bisul perut.
15. Mengurangi peradangan kronis.
16. Mendukung penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
17. Mendukung dan membantu fungsi kekebalan tubuh.
18. Membantu melindungi tubuh dari kanker payudara, kanker colon dan
kanker lainnya.
19. Baik buat jantung; tidak meningkatkan cholesterol darah atau kelengketan
platelet.
20. Membantu mencegah sakit jantung, atherosclerosis dan stroke.
21. Membantu mencegah tekanan darah tinggi.
22. Membantu mencegah sakit periodental dan kerusakan gigi.
23. Berfungsi sebagai antioksidan pelindung.
24. Membantu melindungi tubuh dari radikal bebas berbahaya.
Bagaimana membuat VCO?
VCO adalah minyak nabati yang dibuat dari buah kelapa (Cocos nucifera
L). Proses pembuatannya dimulai dari pemilihan buah kelapa. Kelapa tua
segar adalah bahan baku terbaik. Setelah kulit arinya yang berwarna
kecoklatan dikupas, buah kelapa diparut dan diperas menggunakan mesin
pemeras santan (coco milk expeller) atau dengan tangan secara manual.
Perasan santan kental kemudian dimasak dengan suhu di bawah 60oC. Sampai
terbentuk lapisan belondo (endapan protein kelapa) pada bagian paling
bawah, air dan lapisan minyak murni berwarna bening pada lapisan paling
atas. Hasil minyak tidak mempunyai rasa dan beraroma khas kelapa. Minyak
inilah yang dikenal dengan sebutan minyak perawan atau VCO.
Proses pembuatan VCO juga bisa dilakukan dengan proses dingin tanpa
pemanasan. Langkah pertama memeras santan menggunakan air kelapa, proses
berikutnya menambahkan enzim dari nanas (ananase), getah pepaya
(papain) atau Kepiting sungai/yuyu yang dihaluskan. Selain dengan
menambahkan enzim, fermentasi juga bisa dilakukan dengan menambahkan
starter khamir Saccharomyces cereviseae atau ragi roti. Fermentasikan
dalam suhu 30oC – 35oC selama 12 jam. Diamkan selama satu malam,
keesokan paginya tinggal memisahkan blondo dengan minyak kelapa murni.
Baru Sebatas Bahan Pangan Fungsional
Kepada
penulis, Prof DR Ir Made Astawan, MS, ahli gizi dari Institut Pertanian
Bogor (IPB) menjelaskan, konsumsi VCO di kalangan mayarakat dan
peredaran VCO yang semakin mudah diperoleh perlu diwaspadai. Sejauh ini
penelitian manfaat VCO terhadap pengobatan penyakit baru penelitian awal
dan belum diuji klinis. Manfaatnya baru sebatas meningkatkan stamina
tubuh, mirip suplemen pangan fungsional dan belum dikategorikan sebagai
obat. Klaim produsen yang menyatakan VCO bisa menyembuhkan beragam
penyakit sebenarnya cenderung menyesatkan. Apalagi untuk penderita
penyakit tertentu seperti diabetes. Para penderita diabetes sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi VCO.
Kandungan Nutrisi dan Asam Lemak VCO/100 g
Energi: 3.760 kal
Protein: 0
Karbohidrat: 0
Gula: 0
Lemak: 100 g
Lemak jenuh: 92,1 g
Medium chain fatty acids (MCFA)
Asam kaprilat: 8 g
Asam kaprat : 10 g
Asam laurat : 48 g
Asam Miristat: 17 g
Long chain fatty acids (LCFA)
Asam palmitat: 9 g
Asam stearat : 2 g
Polyunsaturated : 2,1 g
Sumber:
Muray Price, Ph.D. 2003. Terapi Minyak Kelapa.
http://akbar-fertarina.blogspot.com/2009/03/bahan-lomba.html
Buku Penuntun Praktikum Proses Industri Kimia .PTKI Medan 2012
trimaksih untuk informasinya..
BalasHapus