Fermentasi merupakan proses
peruraian senyawa kimia komplek menjadi senyawa lebih sederhana oleh
aktivitas enzimatis jasad renik dalam kondisi anaerob. Sebenarnya proses
fermentasi merupakan peruraiàn gula (karbohidrat) dengan hasil alcohol dan CO. Berdasarkan
ada dan tidaknya alcohol dalam produk, fermentasi dibedakan menjadi dua yaitu
fermentasi alcohol dan fermentasi non alcohol.
Proses fermentasi membawa dampak
pengawetan bahan pangan di samping meningkatkan mutunya. Makanan fermentasi
umumnya lebih tahan simpan. Mutu pangan fermentasi lebih uiiggul dalam artian
komposisinya lebih sederhana sehingga mudah dicerna, disamping senyawa baru
yang ikut nienentukan flavour pangan.
Dalam pokok bahasan fermentasi, dilakukan 3
percobaan, yaitu :
-
Fermentasi alkohol
-
Fermentasi asinan sayur
-
Fermentasi Nata de Coco
FERMENTASI ASINAN SAYUR
Fermentasi asinan sayur bertujuan untuk
mengawetkan makanan sehingga memperpanjang umur simpan bahan. Mikroba yang
berperan dalam proses fermentasi ini adalah bakteri pembentuk asam laktat ,
sehingga senyawa yang ada dalam bahan dasar sayuran akan dirubah menjadi asam
laktat. Dalam melakukan fermentasi asinan sayur yang perlu diperhatikan adalah
konsentrasi garam yang dipakai, yaitu fermentasi dengan larutan garam rendah
kira – kira 8 % atau 30 salinometer ( Sal
); dengan larutan garam konsentrasi tinggi kira – kira 10,5 % atau 40 Sal ; atau dengan penambahan garam kristal
yaitu pada pembuatan sauerkraut ( Pederson , 1997 ). Selain konsentrasi garam ,
kita juga harus memperhatikan lama fermentasi , dan flavor yang dikehendaki
dari fermentasi tersebut. Bahan harus dipilih yang segar , tidak cacat ,
seragam , dan tidak berjamur. Komposisi kimia bahan merupakan faktor penting
yang harus diperhatikan , terutama kandungan gula. Kandungan gula dalam bahan
ini menentukan perlu tidaknya penambahan gula dari luar , karena gula merupakan
substrat utama fermentasi yng akan diubah menjadi asam laktat dan senyawa –
senyawa lain. Kandungan gula yang baik untuk fermentasi asam laktat adalah 5 –
20 % ( Prescott dan Dunn , 1959 ). Untuk bahan yang kandungan gulanya kurang
dari 5 % perlu dilakukan penambahan gula sebesar kurang lebih 1 % ( Cruess ,
1948 ).
Diagram alir pembuatan asinan sayur :
a) Perlakuan
pendahuluan
Perlakuan ini
meliputi pemilihan bahan ( sortasi ) dan pencucian. Sortasi dimaksudkan untuk
memisahkan bahan yang cacat karena pertumbuhan mikroba atau kerusakan mekanis
selama penanganan bahan. Sedangkan pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran
yang menempel serta untuk mengurangi jumlah mikroba kontaminan. Untuk mencegah
timbulnya jamur dan kontaminan lainnya , sebelum difermentasi dapat dilakukan
perendaman dalam larutan klorin 50 ppm dalam beberapa saat , baru kemudian
dimasukkan dalam wadah secara hati – hati ( Prescott dan Dunn , 1959 ).
b) Penggaraman
Penggaraman adalah
proses yang penting dalam pembuatan fermentasi asinan sayur agar terjadi proses
fermentasi yang dikehendaki. Larutan garam berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam
bahan karena tekanan osmose. Cairan bahan yang banyak mengandung gula , protein
, lemak dan mineral ini merupakan media selektif bagi pertumbuhan bakteri
dan mikroba lain. Besarnya tekanan osmose ini tergantung pada jumlah dan ukuran
molekul garam dalam larutan. Garam yang mempunyai ukuran molekul besar akan
mempunyai tekanan osmose yang rendah , demikian juga sebaliknya ukuran molekul
yang relatif kecil dapat memperlihatkan tekanan osmose yang besar. Garam yang
digunakan harus bersih dan tidak terkontaminasi dengan bakteri halofilik ,
serta tidak tercampur dengan bahan – bahan lain.
Pada saat cairan
bahan keluar dari bahan , garam akan diserap oleh bahan sehingga bahan menjadi
kukuh dan renyah. Akibat dari peristiwa ini konsentrasi garam dalam larutan
akan turun. Hal ini akan memungkinkan pertumbuhan mikroba pembusuk. Untuk
mempertahankan konsentrasi garam dalam larutan , perlu ditambahkan garam
kristal sebanyak 9 % dari berat bahan ( Prescott dan Dunn , 1959 ). Pada
konsentrasi ini cukup untuk mengeluarkan cairan bahan tanpa mengubah
konsentrasi garam secara berarti.
Teknik penggaraman pada fermentasi
asinan sayur ada dua cara yaitu :
v Dry salting : yaitu penggaraman dengan menggunakan garam
kristal sebanyak 50 gram per kg bahan.
v Brine salting : yaitu penggaraman dengan merendam dalam
larutan garam kosentrasi 20 – 40 Sal
atau antara 5,3 – 10,5 %.
c) Fermentasi
Berdasarkan lama perendaman dalam
larutan garam , dikenal dua macam fermentasi asinan sayur ( Bennion dan Hughes
, 1975 ) yaitu :
§ Brine pickle : dengan dilarutkan dalam larutan garam
selama beberapa minggu
§ Fresh pack pickle ( unfermented pickle ) : dengan
direndam dalam larutan garam selama beberapa jam sampai semalam.
Selama proses fermentasi akan terjadi
perubahan – perubahan fisikawi , biokimiawi , maupun mikrobiawi yang akan
berpengaruh terhadap mutu yang dihasilkan. Perubahan – perubahan ini dapat
dilihat dari perubahan warna , flavor , tekstur , keasaman yang dihasilkan.
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
asinan sayur adalah :
a. Bahan
dasar
b. Garam
c. Air
Air yang digunakan sebaiknya mempunyai
kesadahan rendah. Air yang mengandung zat besi dapat menyebabkan hasil menjadi
hitam
d. Suhu
Suhu berpengaruh pada aktivitas enzim selama
fermentasi. Pada suhu yang rendah enzim tidak aktif , sedangkan pada suhu yang
tinggi enzim mengalami kerusakan karena proses denaturasi. Tetapi pada suhu yang
tinggi yang didukung dengan kadar garam yang rendah , akan menyebabkan enzim
proteolitik aktif. Hal ini dapat menyebabkan hasilnya menjadi lunak.
e. Oksigen
Pada kondisi aerob , mendorong pertumbuhan khamir dan jamur yang tidak
dikehendaki dalam proses fermentasi karena dapat menyebabkan kerusakan dan
kelunakan pada hasilnya.
f. Kebersihan alat
Kerusakan – kerusakan pada fermentasi
asinan sayur
Jenis – jenis kerusakan asinan sayur :
1. Shriveling
Pengkerutan bahan karena kadar garam ,
asam atau gula yang terlalu tinggi
2. Hollow
Pembengkakan
bahan yang disebabkan oleh kadar garam yang terlalu rendah , fermentasi yang
terlalu cepat , bahan dasar yang kurang baik , keadaan wadah yang terlalu
longgar , dan tidak terendamnya bahan dalam larutan garam.
3. Floater
atau bloater
Pembengkakan yang disebabkan gas oleh
khamir atau Lactobacillus brevis karena terlalu tebalnya kulit sehingga
pertukaran gas terhambat , terlalu cepatya produksi gas selama fermentasi ,
konsentrasi garam pada awal fermentasi terlalu tinggi , dan penambahan asam
atau gula yang tidak terkontrol.
4. Slippery
Permukaan bahan yang mengkilat karena
terbentuknya buih oleh khamir ( film yeast ) dan bakteri karena kondisi yang
tidak anaerob , atau bahan dasar yang tersembul keluar dari larutan garam.
5. Soft
pickle
Kelunakan hasil fermentasi yang
disebabkan karena terjadinya perubahan protopektin menjadi pektin oleh
aktivitas enzim poligalakturonase. Enzim ini dihasilkan oleh bakteri Bacillus
, jamur atau khamir. Pelunakan didukung oleh kadar garam yang terlalu rendah ,
suhu tinggi , keasaman rendah , atau adanya udara.
6. Black
pickle
Perubahan hasil fermentasi menjadi berwarna
hitam karena bereaksinya gas HS yang dihasilkan oleh bakteri dengan Fe atau garam CaSO yang
ada dalam air menjadi ferrosulfit. Reaksi ini ditunjang dengan keasaman yang
rendah .
7. Ropy
pickle
Disebabkan karena pertumbuhan bakteri
garam negatif dan bakteri pembentuk capsula akibat kadar garam dan asam yang
rendah , dan suhu yang tinggi.
2. Peranan Mikroorganisme dalam
Proses Fermentasi.
Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan) dan perubahan yang merugikan (kerusakan bahan pangan). Dari mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan, yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam laktat, asam asetat, dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol. Jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam teknologi fermentasi adalah :
Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme baik bakteri, khamir, dan kapang. Mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan dapat menghasilkan perubahan yang menguntungkan (produk-produk fermentasi yang diinginkan) dan perubahan yang merugikan (kerusakan bahan pangan). Dari mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan, yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam laktat, asam asetat, dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol. Jenis-jenis mikroorganisme yang berperan dalam teknologi fermentasi adalah :
a. Bakteri Asam Laktat
Dari
kelompok ini termasuk bakteri yang menghasilkan sejumlah besar asam laktat
sebagai hasil akhir dari metabolisme gula (karbohidrat). Asam laktat yang
dihasilkan dengan cara tersebut akan menurunkan nilai pH dari lingkungan
pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam. Ini juga menghambat pertumbuhan dari
beberapa jenis mikroorganisme lainnya. Dua kelompok kecil mikroorganisme
dikenal dari kelompok ini yaitu organisme-organisme yang bersifat
homofermentative dan heterofermentative. Jenis-jenis homofermentatif yang
terpenting hanya menghasilkan asam laktat dari metabolisme gula, sedangkan
jenis-jenis heterofermentatif menghasilkan karbondioksida dan sedikit asam-asam
volatil lainnya, alkohol, dan ester disamping asam laktat. Beberapa jenis yang
penting dalam kelompok ini:
1. Streptococcus thermophilus,
Streptococcus lactis dan Streptococcus cremoris. Semuanya ini adalah bakteri
gram positif, berbentuk bulat (coccus) yang terdapat sebagai rantai dan
semuanya mempunyai nilai ekonomis penting dalam industri susu.
2. Pediococcus cerevisae. Bakteri ini adalah gram positif berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan atau berempat (tetrads). Walaupun jenis ini tercatat sebagai perusak bir dan anggur, bakteri ini berperan penting dalam fermentasi daging dan sayuran.
2. Pediococcus cerevisae. Bakteri ini adalah gram positif berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan atau berempat (tetrads). Walaupun jenis ini tercatat sebagai perusak bir dan anggur, bakteri ini berperan penting dalam fermentasi daging dan sayuran.
3. Leuconostoc mesenteroides,
Leuconostoc dextranicum. Bakteri ini adalah gram positif berbentuk bulat yang
terdapat secara berpasangan atau rantai pendek. Bakteri-bakteri ini berperanan
dalam perusakan larutan gula dengan produksi pertumbuhan dekstran berlendir.
Walaupun demikian, bakteri-bakteri ini merupakan jenis yang penting dalam
permulaan fermentasi sayuran dan juga ditemukan dalam sari buah, anggur, dan
bahan pangan lainnya.
4. Lactobacillus lactis,
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus plantarum,
Lactobacillus delbrueckii. Organisme-organisme ini adalah bakteri berbentuk
batang, gram positif dan sering berbentuk pasangan dan rantai dari sel-selnya.
Jenis ini umumnya lebih tahan terhadap keadaan asam dari pada jenis-jenis
Pediococcus atau Streptococcus dan oleh karenanya menjadi lebih banyak terdapat
pada tahapan terakhir dari fermentasi tipe asam laktat. Bakteri-bakteri ini
penting sekali dalam fermentasi susu dan sayuran.
b. Bakteri Asam Propionat
b. Bakteri Asam Propionat
Jenis-jenis
yang termasuk kelompok ini ditemukan dalam golongan Propionibacterium,
berbentuk batang dan merupakan gram positif. Bakteri ini penting dalam
fermentasi bahan pangan karena kamampuannya memfermentasi karbohidrat dan juga
asam laktat dan menghasilkan asam-asam propionat, asetat, dan karbondioksida.
Jenis-jenis ini penting dalam fermentasi keju Swiss.
c. Bakteri Asam asetat
Bakteri
ini berbentuk batang, gram negatif dan ditemukan dalam golongan Acetobacter
sebagai contoh Acetobacter aceti. Metabolismenya lebih bersifat aerobik (tidak
seperti spesies tersebut di atas), tetapi peranannya yang utama dalam
fermentasi bahan pangan adalah kemampuannya dalam mengoksidasi alkohol dan
karbohidrat lainnya menjadi asam asetat dan dipergunakan dalam pabrik cuka.
d. Khamir
Khamir
sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol dimana produk utama
dari metabolismenya adalah etanol. Saccharomyces cerevisiae adalah jenis yang
utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol seperti bir dan anggur
dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti.
e. Kapang
e. Kapang
Kapang
jenis-jenis tertentu digunakan dalam persiapan pembuatan beberapa macam keju
dan beberapa fermentasi bahan pangan Asia seperti kecap dan tempe. Jenis-jenis
yang termasuk golongan Aspergillus, Rhizopus, dan Penicillium sangat penting
dalam kegiatan tersebut.
Dalam
proses fermentasi, mikroorganisme harus mempunyai 3 (tiga) karakteristik
penting yaitu:
1. Mikroorganisme harus mampu tumbuh dengan cepat dalam suatu substrat dan lingkungan yang cocok untuk memperbanyak diri.
1. Mikroorganisme harus mampu tumbuh dengan cepat dalam suatu substrat dan lingkungan yang cocok untuk memperbanyak diri.
2. Mikroorganisme harus memiliki kemampuan untuk mengatur ketahanan fisiologi dan memilki enzim-enzim esensial yang mudah dan banyak supaya perubahan-perubahan kimia yang dikehendaki dapat terjadi.
3. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan harus sesuai supaya produksi maksimum.
Berdasarkan sumber mikroorganisme, proses fermentasi dibagi 2 (dua) yaitu:
(1) fermentasi spontan, adalah
fermentasi bahan pangan dimana dalam pembuatannya tidak ditambahkan
mikroorganisme dalam bentuk starter atau ragi, tetapi mikroorganisme yang
berperan aktif dalam proses fermentasi berkembang baik secara spontan karena
lingkungan hidupnya dibuat sesuai untuk pertumbuhannya, dimana aktivitas dan pertumbuhan
bakteri asam laktat dirangsang karena adanya garam, contohnya pada pembuatan
sayur asin.
(2) fermentasi tidak spontan
adalah fermentasi yang terjadi dalam bahan pangan yang dalam pembuatannya
ditambahkan mikrorganisme dalam bentuk starter atau ragi, dimana mikroorganisme
tersebut akan tumbuh dan berkembangbiak secara aktif merubah bahan yang
difermentasi menjadi produk yang diinginkan, contohnya pada pembuatan tempa dan
oncom.
Jadi dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa mikroorganisme merupakan ilmu yang mempelajari tentang makhluk
hidup yang kecil-kecil seperti mikroorganisma, mikrobia, mikroba, jasad renik
ataupun protista, yang memiliki kemampuan untuk memfermentasi bahan pangan yang
nantinya membentuk asam laktat, asam asetat, dan bebeapa jenis bahan pangan
lainnya.
:)
BalasHapus