SAPONIFIKASI
ETIL ASETAT
Saponifikasi merupakan proses hidrolisis basa terhadap
lemak dan minyak.Produknya, sabun yang terdiri dari garam asam-asam lemak.
Fungsi sabun dalamkeanekaragaman cara adalah sebagai bahan pembersih. Sabun menurunkantegangan permukaan air, sehingga memungkinkan air
untuk membasahi bahanyang dicuci dengan lebih efektif. Sabun bertindak sebagai
suatu zat pengemulsiuntuk mendispersikan minyak dan sabun teradsorpsi
pada butiran kotoran.(Keenan, 1980)
(kimiadahsyat.blogspot.com/10/11/2011
Grafik hubungan antara menit (t) dengan 1/(a-x) mmol
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3
+ 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari
asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut
dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang
tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan
larut dalam bentuk ion.
Konsentrasi Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
konsentrasisuatu
pereaksi, atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.
Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi adalah
banyaknya konsentrasi (mol/liter) suatu zat yangdapat berubah menjadi
zat lain dalam setiap satuan waktu. Pada umumnya kecepatanreaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup besar. Dengan berkurangnyakonsentrasi
pereaksi sebagai akibat reaksi, maka akan berkurang pula kecepatannya.Secara
umum kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut :V = k (A)x(B)y
dimana :V = kecepatan reaksik = tetapan laju reaksix = orde
reaksi terhadap zat Ay = orde reaksi terhadap zat B(x + y) = orde reaksi
keseluruhan(A) dan (B) = konsentrasi zat pereaksi(Anonim, 2000).
Orde
Rekasi
Orde reaksi adalah banyaknya faktor
konsentrasi zat reaktan yangmempengaruhi
kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan daripersamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan.
Suatu reaksiyang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan
reaksi :v = k (A) (B)
2
Persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1
terhadap zat A danmerupakan reaksi orde 2
terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalahreaksi orde 3.
Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksiyang berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksidisebut
orde reaksi nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakkan konsentrasitunggal
dalam hukum laju, dan konsentrasi tersebut berpangkat satu.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel
percobaan terhadap reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH, menghitung harga
konstanta reaksi penyabunan (k) etil asetat dengan NaOH, membandingkan hasil
percobaan dengan perhitungan model matematis reaksi penyabunan pada reaktor
ideal aliran kontinyu
Kemudian manfaaat dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui pengaruh variabel percobaan terhadap reaksi penyabunan etil asetat
dengan NaOH, dapat menghitung harga konstanta reaksi penyabunan (k) etil asetat
dengan NaOH, dan dapat membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model
matematis reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu
Percobaan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu batch dan kontinyu.
Pada percobaan batch tidak ada input dan output. Sedangkan pada percobaan
kontinyu ada 3 tahap:
Tahap pertama dimulai pada saat t=0 sampai terjadi overflow. Pada tahap
ini outputnya sama dengan nol
Tahap kedua, pada tahap ini proses berjalan kontinyu, namun belum
tercapai kondisi steady state. Pada tahap ini volume konstan sehingga dv/dt=0
Tahap ketiga proses berjalan dalam keadaan steady state dan akumulasi
Dalam percobaan ini terjadi reaksi:
CH3COOC2H5 + NaOH ====>
CH3COONa + C2H5OH
∆H =-91091 j/mol
Karena harga ∆H nya bernilai negatif maka reaksi yang berlangsung adalah
reaksi eksotermis yang menghasilkan panas.
Dalam percobaan RIAK ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga konstanta
kecepatan reaksi (k)
1.) Luas permukaan sentuh
Suatu reaksi mungkin melibatkan pereaksi dalam bentuk padat. Luas
permukaan zat padat akan bertambah jika ukurannya diperkecil. Pada campuran
pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran yang
selanjutnya disebut bidang sentuh. Oleh karena itu, makin luas bidang sentuh
makin banyak reaksi yang terjadi sehingga reaksi semakin cepat.
2.) Konsentrasi pereaksi
Konsentrasi berhubungan dengan frekuensi tumbukan. Semakin besar konsentrasi,
semakin besar pula kemungkinan partikel saling bertumbukan sehingga reaksi
semakin cepat dan harga k semakin besar.
3.) Suhu
Untuk dapat bereaksi, setiap partikel harus mencapai energi aktivasi.
Dalam keadaan normal, hanya sebagian kecil molekul yang mencapai energi
aktivasi. Jika suhu dinaikkan, energi molekul akan meningkat sehingga semakin
banyak molekul yang mencapai energi aktivasi dan reaksi berlangsung lebih
cepat. Peningkatan suhu juga menyebabkan molekul bergerak lebih cepat sehingga
meningkatkan frekuensi tumbukan. Jika tumbukan yang terjadi semakin banyak,
reaksi berlangsung semakin cepat.
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.) Batch
1.
Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat, HCl, NaOH
2.
Masukkan etil asetat dan NaOH dengan volume yang sama
ke dalam reaktor batch
3.
Ambil sampel beberapa ml tiap interval waktu tertentu,
kemudian tambahkan indikator MO ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai
warna merah orange. Titrasi dihentikan sampai volume titran yang digunakan 3
kali konstan.
4.
Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca
(konsentrasi NaOH sisa)
2.) Kontinyu
1.
Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat, HCl, NaOH
2.
Masukkan etil asetat dan NaOH ke dalam tangki umpan
masing-masing.
3.
Alirkan masing-masing reaktan ke dalam CSTR yang kosong
dan menjaga konstan laju alirnya serta mereaksikannya.
4.
Ambil sampel beberapa ml tiap interval waktu tertentu,
kemudian tambahkan indikator MO ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai
warna merah orange. Titrasi dihentikan sampai volume titran yang digunakan 3
kali konstan.
5.
Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca
(konsentrasi NaOH sisa)
Aplikasi dalam
industri
1.) Untuk reaktor polimerisasi yang memproduksi polimer
yang digunakan dalam produk plastik seperti pendingin polistirena
2.) Tangki berpengaduk yang dilengkapi dengan pengaduk
sistem gas inducing dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif peralatan
absorbsi dll
Persamaan Laju
Mengingat pada reaksi kimia pereaksi A terurai menghasilkan produk B dan
C
A
+ B C
Selama terjadi reaksi
konsentrasi A berkurang dan saat itu
pada saat itu konsentrasi B dan C meningkat.Bentuk grafik konsentrasi-waktu
untu A diperlihatkan pada ganbar .
KONSENTRASI
WAKTU
Gambar 2.1 Bentuk kurva konsentrasi –waktu
Beberapa
laju dihasilkan oleh perubahan pada pengukuran kuantitas dengan waktu, dan laju
pada reaksi kimia digambarkan dalam hal
perubahan konsentrasi pereaksi yang dihasilkan dengan waktu tertentu. Laju
reaksi pada waktu t pada kurva menghasilkan slope dengan waktu, menghasilkan
persamaan pengurangan konsentrasi A per
waktu. Laju dapat juga menghasilkan persamaan meningkatnya konsentrasi B atau C per waktu.
laju reaksi kimia digambarkan sebagai laju
peruraian atau hilangnya pereaksi atau laju pembentukan produk.
Gambar
2.1 menunjukkan bahwa laju reaksi perubahan selama reaksi. Laju pada saat
maksimum ditunjukkan, sebagai berkurangnya proses reaksi. Pada saat itu
didapatkan laju reaksi tergantung pada konsentrasi pereaksi, itu dapat dianggap
konsentrasi A pada reaksi di atas berkurang.Sehingga,
dimana n adalah konstannta dikenal sebagai orde
reaksi. Hubungan antara laju dan konsentrasi persamaan laju dan bentuk yang
dapat dibuat
dimana kr adalah tetapan untuk beberapa reaksi
tergantung temperatur dan disebut sebagai tetapan laju. Persamaan laju
menyatakan bagaimana laju yang berbeda pada tahap-tahap dasar dengan
konsentrasipereaksi; konsentrasi produk tidak melibatkan tanda.
Orde Reaksi
Jika
reaksi di atas diperoleh secara percobaaan laju secara langsung banding
dengan konsentrasi A, reaksi dikatakan
orde pertama
(2.1)
jika
laju yang diperoleh tergantung pada kuadrat konsentrasi A, reaksi dapat
dikatakna orde kedua,
(2.2)
Untuk proses yang berbeda
A
+ B C + D
jika persamaan laju yang di dapat menjadi
(2.3)
reaksi adalah orde dua : orde
pertama terhadap A dan orde pertama terhadap B
Secara
umum untuk reaksi
A
+ B + C
+ … Produk
Laju = (2.4)
Orde reaksi reaksinya adalah
penjumlahan ekponn n1 + n2 + n3 + … ; orde
terhadap Aadalah n1 , terhadap B adalah n2 dan terhadap C
adalah n3 dan seterusnya.
Tetapan Laju
Konstanta laju yang ada digunakan
untuk mengukur laju reaksi kimia pada temperatur tertentu. Itu penting untuk
menentukan bahwa satuan tetapan laju tergantung pada oder reaksi.
Sebagai
contoh, persamaan laju orde pertama adalah
sehingga
oleh karena
itu, untuk semua proses orde pertama, satuan tetapan laju yang dimiliki kr
adalah waktu-1
Untuk
reaksi orde dua persamaan laju bentuknya adalah
Laju = kr (konsentrasi)2
Sehingga tetapan laju orde dua
memiliki satuan konsentrasi-1 waktu-1 , sebagai contoh dm3
mol-1 s-1 .
Secara
umum tetapan laju untuk reaksi orde ke-n memiliki satuan (konsentrasi)1-n waktu-1 .Dari satuan ini dapa
dilihat bahwa bentuk satuan untuk reaksi orde nol adalah mol dm-3
s-1 dan untuk reaksi orde tiga adalah dm6 mol-2
s-1
Penentuan
Orde Reaksi dan Tetapan Laju
Sejauh
ini persamaan laju yang digunakan adalah semua permaan differensial. Jika
grafik konsentrasi waktu digambarkan seperti gambar 2.1, laju reaksi diukur
secara langsung dari slope pada grafik. Tangen A adalah gambar pada kurva pada
titik-titik yang berbeda dan diperoleh -dc/dt. Slope awal pada
grafik ini menghasilkan laju awal, dan untuk proses orde dua persamaan 2.4 menjadi
(laju) r = 0 = kr[A]0[B]0
dimana [A]0 dan [B]0
adalah konsentrasi awal A dan B. Satu contoh yang digunakan pada cara ini untuk
menentukan tetapan laju yang digambaran pada bab3.
Saat
pengukuran laju awal tidak mudah, itu leih baik untuk mengintegrasi persamaan
laju.Integrasi persaman laju menghasilkan hubungan antara tetapan laju dan laju
perubahan kimia untuk beberapa reaksi.Bentuk persamaan tegantung pada orde
reaksi.Kesimpulan bentuk hukum laku yang berbeda diberikan pada tabel 2.1 hal
24.
Persamaan Laju Integrasi Oder
Pertama
Nilai a-x ditentukan secara
percobaan dengan satu metode yang digambarkan pada bab 3 dimana semua percobaan
kinetika pada waktu t yang berbeda. Nilai-nilai tersebut disubtitusikan pada
persamaan 2.7 dan nilai rata-ratatetapan laju dapat ditentukan
Dari persamaan 2.7 dapat dilihat bahwa
gambar pada log10 (a/a-x) dengan t akan diperoleh garis lurus dengan
persamaan slope kr/2,303 jika reaksi orde pertama.Persamaan 2.7
dapat disusun kembali menghasilkan
(2.8)
gambar pada log10 (a/a-x) dengan
t akan diperoleh garis lurus dengan persamaan slope -kr/2,303. Jika
data laju yang didapat menghasilkan gambar yang lurus pada reaksi orde pertama,
dan tetapan laju ditentukan dari slope. Secara grafik penentuan Kr lebih
memuaskan daripada metode (i).
Untuk proses orde pertama, waktu yang
dibutuhkan konsentrasi pereaksi berkurang dengan fraksi tertentu dari
konsentrasi awal yang tidak bergantung konsentrasi awal
Persamaan Laju integrasi orde ke
dua
Reaksi
meliputi dua preaksi
Mengingat reaksi
A
+ B Produk
Misalkan pada
tahap awal konsentrasi A dan B menjadi a dan b. Misalkan x pengurangan
konsentrasi A dan B pada waktu t. Pada waktu t konsentrasi A dan B
berturut-turut menjadi a - x dan b - x. Persamaan laju
menjadi
Tugas dari.Kak Junita Permatasari Bangun...
semoga cepat dapat kerja GB
Tugas dari.Kak Junita Permatasari Bangun...
semoga cepat dapat kerja GB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank u viewer :)